WELCOME TO BLOGGER DEANDRI

Halaman

Minggu, 13 Juni 2010

Gastritis


A. latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Sedangkan menurut WHO Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999,

hal : 492)

Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan

mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 181).

Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa

lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138

Suddart, 2000, hal : 188).

Dari ketiga definisi, penulis dapat menyimpulkan gastritis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding lambung terutama pada mukosa lambung dapat bersifat akut dan kronik.



Secara garis besar gastritis dapt dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan pada manifestasi klini, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Masalah yang sering timbul pada gastritis umumnya mengalami masalah keperawatan gangguan rasa nyaman nyrei.

Saat ini dalam proses keperawatan gastritis banyak dijumpai dan menyerang 80 – 90% laki-laki. Pasien dan keluarga dengan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan diet makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah terkena bila tidak mematuhi tentang penatalaksanaan diet dirumah. Makan makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi lambung. Maka kelompok sebagai tim kesehatan khususnya perawat mengangkat masalah perawatan penyakit gastritis. Berdasarkan uraian diatas makan kelompok akan memaparkan asuhan keperawtan pada klien dengan gastritis sebagai judul makalah ini.




Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.



Gastritis

1. Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.

2. Patofisiologi
a. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2) Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
b. Manifestasi klinik
1) Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2) Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

c. Proses Penyakit

Gastritis akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
d. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

e. Penatalaksaan Medik
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.

2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat.
b. Test dignostik
1) Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
2) Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
3) Pemeriksaan radiology.
4) Pemeriksaan laboratorium.
- Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan gastritis kronik.
- Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
- Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
- Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
2. Diagnosa keperawatan
sesuai dengan literatur diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Gastritis adalah :
a. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
d. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Perencanaan
Dx 1 Tujuan :
Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisian kapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output seimbang.
Intervensi :
Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml, observasi kulit dan membran mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.

Dx 2 Tujuan
Gangguan nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil :
Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan muntah BB dalam batas normal, bising usus normal.
Intervensi :
Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral secara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus, kaji makanan yang disukai, awasi pemeriksaan laboratorium misalnya :
Hb, Ht, Albumin.

Dx 3 Tujuan :
Nyeri dapat berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri menunjukkan angka 0.
Intervensi :
Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.

Dx 4 Tujuan :
Keterbatasan aktifitas teratasi.
Kriteria Hasil :
K/u baik, klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi :
Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, batasi pengunjung, dorong penggunaan tekhnik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan indikasi.

Dx 5 Tujuan :
Kurang pengetahuan teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.
C. Evaluasi
Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
2. Kebutuhan nutrisi teratasi
3. Gangguan rasa nyeri berkurang
4. Klien dapat melakukan aktifitas
5. Pengetahuan klien bertambah.

AsuhanKeperawatan.com | Ziddu.com
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Secara garis besar gastritis dapt dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan pada manifestasi klini, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Masalah yang sering timbul pada gastritis umumnya mengalami masalah keperawatan gangguan rasa nyaman nyrei.

Saat ini dalam proses keperawatan gastritis banyak dijumpai dan menyerang 80 – 90% laki-laki. Pasien dan keluarga dengan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan diet makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah terkena bila tidak mematuhi tentang penatalaksanaan diet dirumah. Makan makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi lambung. Maka kelompok sebagai tim kesehatan khususnya perawat mengangkat masalah perawatan penyakit gastritis. Berdasarkan uraian diatas makan kelompok akan memaparkan asuhan keperawtan pada klien dengan gastritis sebagai judul makalah ini.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanan asuhan keperawatan klien dengan gastritis di lantai IV Ruang Melati RS. Pelni Petamburan.

2. Tujuan khusus

Mempreoleh gambaran nyata tentang :

a. Pengkajian keperawatan pada klien dengan gastritis

b. Rumusan diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan gastritis.

c. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa pada klien dengan gastritis.

d. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis.

e. Evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis

C. Metode Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan metode deskritptif yaitu asuhan keperawatan dilaksanakan secara langsung dan didokumentasikan secara sistematis dalam bentuk laporan kasus. Adapun penyusunan makalah ini dilakukan melalui study kepustakaan yaitu penelusuran berbagai sumber buku atau kepustakaan yang berhubungan dengan konsep biomedis dan asuhan gastritis dan study kasus yaitu melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah klien dengan menggunakan proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian sampai dengan evaluasi.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 5 BAB yaitu :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari Konsep dasar teori dan konsep asauhan keperawatan pada klien dengan gastritis.

BAB III : Tinjauan Kasus yang terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, catatan keperawatan dan catatan perkembangan.

BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Konsep Dasar Gatritis

A. Pengertian

Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisn mukosa dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik difus atau local (Soeparman, 2001 : 127).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atropi kronik (Brunner Suddarth, 2002 : 1062).

B. Klasifikasi

Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1. Gastritis akut

Gastritis akut merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritasi lokal.

2. Gstritis Kronik

Merupakan iritasi lambung yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari lambung atau lebih helicobacter pylori. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A (Gastritis Autoimun) (Brunner and Suddarth, 2002 : 1062)

C. Etiologi

1. Gastritis Super Fisial Akut

- Enkokrin bakteri dari stopylococus E.Colly atau salmanela (masuk setelah makanan terkontaminasi)

- Obat-oba NSAID (Indometosin, libiprofen, haproksen) sulfanamida, steroid dan digitalis.

- Makanan yang berbumbu seperti lada, cuka, mustard

- Kafein, alkohol, asipirin

- Makanan yang masuk dalam lambung meningkat dan mengiritasi mukosa lambung

- Refluks empedu atau terapi radiasi

- Keracunan zat korosit yang asam atau bassa

(Ignatavius, Donana D, 1995 : 1380)

2. Gastritis Atropi Kronik

- Bakteri helicobacter pylori

- Ulcus beningna atau maligna dari lambung

- Faktor predisposisi (Kafein, alkohol,aspirin)

(Ignatavius, Donna D. 1995 : 1380)

D. Patofisiologi Gastritis Akut dan Kronik

1. Gastritis Akut

· Bakteri endotoksin / H. Pylori

· Obat NSAID, alkohol, kafein, aspirin

Membran mukosa lambung menjadi edema

dan hiperemik (Kongesti dan jaringan,

cairan dan darah)

Erosi superfisial


disekresi superfisial


perdarahan / haemorarrgi

hematemesis

Membran mukosa lambung di iritasi bakteri endoktosin, oabt NSAID, alkoloh , kafein, aspirin menjadi edema dan mukosanya memerah dan hiperemik (kangesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan akan mengalmai erosi superfiiaol. Bagian ini menskresi sejumlah getah lambung yang mengadnung sangat sedikit sam tetapi banyak muncul, sehingga terajdi sekresi superfisial dandapat menimbulkan haemoragi yang dimanifestasikan hemalemesis.

(Brunner and Suddart, 2002 : 1062)

2. Gastritis Kronik

· Helicobacter Pylori

·


Faktor predisposisi

· Atrofi progresif epitel kelenjar

· Kehilangan sel pariental dan chief cell




Penurunan produksi asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun

Dinding lambung menjadi tipis

Mukosa mulut mempunyai permukaan yang rata



Gastritis atropi kronik

(Brunner and Suddart, 2002 : 1062)

E. Tanda dan Gejala

1. Gastritis Akuat

- Adanya keluhan a bdomen tidak jelas, seperti anoreksia dan mual

- Sakit kepala

- Mengalami ketidaknyamanan, malaise

- Nyeri epigastrium

- Muntah dan cegukan

- Pendarahan

- Hematemesis

- Beberapa pasien asimtomatik

2. Gastritis Kronik

- Adanya perasaan penuh

- Anoreksia

- Nyeri hulu hati setelah makan

- Kembung

- Rasa asam dimulut

- Mual dan muntah

(Black, Joyce M. 1993 : 1607 – 1508)

F. Penatalaksanaan

1. Gastriris Akut

- Menghindari makanan dan minuman yang dapat meningkatkan sekresi asam lambung

- Pemakaian penghambat HO2 (seperti ranitidin untuk mengurangi sekresi asam, sukrafat atau antacid dapat mempercepat penyembuhan)

- Obat-obat anti muntah dapat membantu menghilangkan mual dan muntah.

- Jika terjadi muntah perlu keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus vena

- Lavare jika terjadi korosif yang luas atau berat

2. Gastritis Kronik

- Memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stres dan memulai farmako terapi.

- Helicobacter pylori diatas dengan antibiotik (seperti tetraciklin atau amoksilin) dengan garam bismut (peta bismut)

- Menghindari alkohol dan obat-obatan yang mengiritasi mukosa lambung

- Vh B 12 dan terapi yang sesuai lainnya diberikan pada anemia pernisiosa

(Brunner and Suddarth, 2002 : 1063)

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Diagnosa ditentukan dengan endoskopi

Gastritis tipe A dengan aklorhidria / hipklomidria (kadar asam hidroklorida tidak ada / rendah). Gastrisis tipe B dihubungkan dengan hiperklohidria (kadar tinggi dail asam hidroklorida)

2. Pemeriksaan sinar x G.I atas

3. Pemeriksaan Histologis

4. Tes serologis dan tes pernafasan untuk mendeteksi H. pylori untuk mendapatkan antibody terahadap antigen H. pylori

5. Gastroskopi

6. Hb, Ht

7. Serum gastrin menurun atau normal

8. Serum vitamin B12

9. Analisis cairan lam bung

10. Biopsi mukosa

11. Biopsi lambung

12. Endoskopi

II. Asuhan KeperawatanGastritis

A. Pengkajian

- Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, ras, suku bangsa, dan lain-lain

- Riwayat kesehatan / data subyektif

- Keluhan pada sistem pencernaan

· Anoreksia

· Nausea

· Vomitus

· Hematemesis ( frekuensi, durasi, lokasi )

- Kebiasaan makan / pola makan

- Riwayat penggunana obat

- Tingkat stress yang meningkat

- Gaya hidup : perokok, alkohol, kafein

- Psikososial : Kaji kecemasan, pola tidur dan istirahat

- Keluhan ketidak nyamanan pada epigastrik / adbominal, tenderness

- Pemeriksaan fisik

· Keterbatasan aktivitas

· Perubahan TTV

· Tanda-tanda distensi : merintih kesakitan keletihan

· Pemeriksaan abdomen :

- Tenderness, diare, epigastrik

- Bising usus meningkat

- Distensi

· Status nutrisi :

- Berat badan

- Warna kulit

- Turgor kulit

· Anemia

(Black, Joyce M. 1993 : 1608)

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d iritasi mukosa lambung

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu makan, nausea, muntah, nyeri.

3. Kurangnya volume cairan b.d menurunnya intake cairan, muntah, perdarahan

4. Gangguan pola tidur b.d nyeri, nausea, kecemasan

5. Kurangnya pengetahuan tentang faktor penyebab dan terapi diet

(Brunner and Suddart, 2002 : 1063)

C. Intervensi Keperawatan

Dx. 1 Nyeri

Tujuan : Setelah diakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang.

KH:

- Klien akan menunjukkan perasaan nyaman

- Nyeri berkurang / hilang

Intervensi :

1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya intensitas nyeri (skala 0 – 10)

2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.

4. Bantu latihan ROM pasif dn aktif.

5. Berikan perawatan oral dan tindakan kenyamanan misalnya pijatan punggung, perubahan posisi.

Kolaborasi :

6. Berikan obat sesuai indikasi

- Analgesik misal morfin sulfat

- Asetaminofen

- Antasida

Dx. 2 Nutrisi

Tujuan : Seelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.

KH :

- Klien akan menunjukkan intake makan melalui keseimbangan diet

- Menunjukkan prilaku mempertahankan pola nutrisi yang adekuat

Intervensi :

1. Buat jadwal masukan tiap jam, anjurkan mengukur cairan dan minum sedikit demi sedikit atau makan dengan perlahan.

2. Timbang berat badan setiap hari

3. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk klien

4. Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai bila ada kolaborasi.

5. Gunakan susu biasa dari pada usus krim, bila susu dimungkinkan.

6. Berikan obat sesuai indikasi : siprofeptadin (periactin)

Dx. 3. Kekurangan Volume Cairan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit akan terpenuhi..

Kriteria Hasil :

- TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 80 - 100x/mnt, S : 36 -370C, RR : 16-20x/mnt.

- Membran mukosa lembab, turgor kulit elastis.

- Pengisian kapiler cepat <>

Intervensi :

1. Catat karakteristik muntah

2. Observasi tanda-tanda vital, bandingkan dengan hasil normal pasien sebelumnya.

3. Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan misal perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat.

4. Catat tanda perdarahan baru setelah berhentinya perdarahan awal.

5. Berikan cairan / darah sesuai indikasi

Dx. 4. Kurang pengetahuan

Tujuan : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien akan memahami tentang penatalaksanaan diet dan faktor penyebab.

Kriteria Hasil :

- Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

- Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor penyebab

Intervensi :

1. Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit.

2. Diskusikan program pengobatan, jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan antasida dan antibiotik.

3. Anjurkan melakukan aktifitas biasa secara bertahap sesuai toleransi dan sediakan waktu istriahat adekuat.

4. Anjurkan makan makanan sedikit tapi seirng sesuai indikasi pasien.

5. Berikan informasi tertulis untuk pasien / orang terdekat (keluarga)

D. Evaluasi

1. Nyeri berkurang, meningkatkan rasa nyaman.

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, berat badan idel

3. Klien dan keluarga mampu menjelaskan terapi diet dan penatalaksanaannya

4. Dapat mengidentifiaksi dan mencegah stimulasi

5. Mematuhi program pengobatan

Misalnya : Memilih makanan dan minuman yang tidak mengiritasi lambung dan menggunakan obat-obatan sesuai resep.

6. Mempertahankan keseimbangan cairan

- Minum 6 – 8 gelas air putih setiap hari

- Mempunyai pengeluaran urine kir-kira 1 liter setiap hari

- Menunjukkan tugor kulit yang adekuat



DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta EGC.

Block, Joycer M and Esther Matassarin. 1993.Medical Surgical Nursing. A Psychophy siologic Approach, Fourt Edition Book 2. Philladelpia : WB Sounders Company.

Carpenito, Lynda Juall. 2000.Diagnosa Keperawatan.Aplikasi pada praktek klinik. Ed. 6. Jakarta : EGC.

Donges, Marylin. Et. Al. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Ingnatavius, Donna D. M. Linda Waikman. 1995. Medikal Surgical Nursing.A. Nursing Proces Approcah. 2nd Edition. Philladelpia : WB Sounder company.

Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2. Jakarta : FKUI.

Sopearman. 2001.IlmyPenyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI.

-

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

a. Gastritis adalah inflamasi mukosa USING LAMBUNG

(Kapita Selecta Kedokteran, Edisi SIBOR Hal 492)

b. Gastritis adalah radang mukosa segala LAMBUNG

(Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi Hal 749)

c. Keadaan gastritis merupakan suatu peradangan mukosa Danijel perdarahan Lambung Akut Yang bersifat dapat, kronis, difus lokal Danijel

(Patofisiologi, Sylvia Harga Sebuah Hal 422)

d. Gastritis adalah suatu inflamasi transovarial PADA lapisan mukosa Dan submukosa LAMBUNG Dan dapat dibuktikan secara hispatologi Artikel Baru adanya infiltrasi sel-sel radang PADA Daerah tersebut. (IMU Penyakit Dalam Jilid II)

2. Epidemiologi / Insiden Kasus

Gastritis merupakan penyakit Salah Satu Yang pagar banyak dijumpai diklinik Penyakit Dalam (IPD jilid II Edisi 3)

Gastritis Akut merupakan penyakit Yang sering ditemukan biasanya jinak Dan dapat sembuh Sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan 80 - 90% Yang dirawat Di ICU Akut menderita gastritis


3. Penyebab / faktor predisposisi

Gastritis Akut

Dapat terjadi Tanpa diketahui

yg menyebabkan gastritis merupakan Salah Satu Gastritis Akut Yang disebabkan Oleh:

a. Trauma Yang Luas, Luas Luka bakar, keracunan darah

b. Operasi Besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit Hati Berat, renjatan, trauma kepala.

c. Obat-obatan seperti aspirin, obat antiinflamasi, nonsteroid, kafein, alkohol, lada, cuka.

Gastritis kronik

Aspek imunologis

Dapat dilihat USING otoantibodi ditemukannya sel terhadap faktor intrinsik Dan Artikel Baru parsial LAMBUNG PADA pasien anemia pernisiosa. Kasus Suami jarang ditemukan.

Aspek bakteriologi

Salah Satu penyebab gastritis adalah bakteri "Helicobacter pylori" Dan sering dijumpai berbentuk gastritis kronis Aktif autrum.

Faktor Yang berbaring juga dapat menyebabkan gastritis kronis adalah refluks kronik pankreatobilier cairan, asam empedu lisosetin dan, berlebih alkohol, merokok Dan Panas.

4. Patofisiologi Terjadinya Penyakit

Obat-obatan, alkohol, garam empedu Danijel enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa LAMBUNG (gastritis erosif) LAMBUNG mengganggu pertahanan mukosa Dan memungkinkan difusi Dilaporkan asam pepsin Dan kedalam LAMBUNG T susunan, peradangan Hal menimbulkan inisial. Respon mukosa terhadap iritasi bagi kebanyakan penyebab Artikel Baru regenerasi tersebut adalah mukosa LAMBUNG, KARENA ITU gangguan - gangguan tersebut seringkali menghilang sendirinya Artikel Baru.

Terus menerus iritasi bagi Yang untuk Artikel, T susunan dapat menjadi meradang terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat basa seperti Dan Yang bersifat korosif asam mengakibatkan peradangan nekrosis PADA Dan Dinding Lambung (maag korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi Dinding Artikel Baru peritonitis akibat perdarahan Lambung Dan berikutnya.

Gastritis kronis dapat menimbulkan atropi Keadaan Artikel Baru kalenjar-kalenjar mukosa LAMBUNG Keadaan Dan terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu abu kehijauan Danijel (gastritis atopik). Hilangnya mukosa LAMBUNG akhirnya akan keanaeragaman berakibat berkurangnya sekresi Dan LAMBUNG timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atopik dapat juga merupakan Pendahuluan untuk Artikel karsinoma LAMBUNG. Gastritis kronis dapat pula terjadi bersamaan Artikel Baru Danijel ulkus peptikum mungkin terjadi tindakan gastroyeyunostomi Penghasilan kena pajak.

(Praktek Perawatan Bedah Medis)


5. Klasifikasi

Secara Garis Besar gastritis, dapat dibagi menjadi beberapa Bagian tidak berdasarkan:

a. Manifestasi klinis

b. Gambaran hispatologi

c. Distribusi anatomi

d. Kemungkinan patogenesis gastritis

Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan:

a. Gambaran hispatology

Gastritis kronik dangkal

Gastritis kronik atropik

Atrofi LAMBUNG

Metaplasia usus

Perubahan histologi kalenjar mukosa LAMBUNG menjadi kalenjar-kalenjar mukosa USUS Yang halus mengandung sel piala.


b. Distribusi anatomi

Gastritis kronis korpus (gastritis tipe A)

Sering dihubungkan Artikel Baru transovarial autoimun Dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa KARENA terjadi gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan kerusakan sel parietal Oleh Yang menyebabkan sekresi asam Lambung menurun.

Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B)

Dan pagar sering dijumpai berhubungan kuman Helicobacter pylori Artikel Baru

Gastritis tipe AB

Anatominya lambung menyebar keseluruh Dan penyebarannya meningkat Seiring bertambahnya Metode aktuarial Proyeksi Kredit

6. Gejala klinis

a. Akut gastritis erosif Sangat bervariasi, mulai USING rinduan jadi Yang Sangat asimtomatik Yang Sangat Berat sampai dapat membawa kematian. Asithi kasus Yang Sangat Berat, gejala Yang Sangat mencolok adalah:

1) Hematemetis melena Dan Yang Sangat Hebat dapat berlangsung sampai terjadi renjatan KARENA Darah kehilangan.

2) Asithi Besar sebagian kasus, gejalanya amat bahkan rinduan jadi asimtomatis. Keluhan - keluhan misalnya ITU PADA Timbul Nyeri uluhati, biasanya rinduan jadi tidak dapat ditunjuk Dan Artikel Baru tepat lokasinya.

3) Kadang - kadang Artikel Baru disertai mual-mual Dan muntah.

4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan Satu-satunya gejala.

5) Asithi kasus Yang amat rinduan jadi perdarahan bermanifestasi sebagai Darah samar tinja PADA Dan secara fisis akan keanaeragaman dijumpai tanda - tanda anemia defisiensi Artikel Baru etiologi tidak jelas yang.

6) Asithi pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka mengalami perdarahan Yang Yang Hebat sehingga menimbulkan tanda Dan gejala gangguan hemodinamik Yang Nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.


b. Gastritis kronis

1. Dan tidak jelas Bervariasi

2. Perasaan Penuh, anoreksia

3. Distress epigastrik Yang tidak Nyata

4. Cepat kenyang


7. Pemeriksaan Fisik

a) Kesadaran: CM PADA awalnya (dlm keadaan kesehatan mental), perasaan tidak berdaya.

b) Respirasi: tidak mengalami gangguan

c) Kardiovaskuler: hypotensi, takikardia, disritmia, Lemah nadi perifer, pengisian kapiler slow (vasokontriksi), warna Kulit pucat, sianosis, Kulit / membran mukosa berkeringat (status syok, Nyeri Akut)

d) Persyarafan: Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi / bingung Nyeri epigastrium,.

e) Pencernaan: anoreksia, mual, muntah Luka Oleh KARENA duodenum, Hati Nyeri ulu, makanan tidak toleran terhadap (coklat, Pedas), membran mukosa Kering pencetus. Factor: makanan, Rokok, alkohol, obatan Dan stressor-psikologi obat.

f) Genetourenaria: biasanya tidak mengalami gangguan.

g) Muskuloskletal: kelemahan, kelelahan.

h) Intergritas ego: stres Akut faktor, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya ansietas tanda: gelisah, pucat, berkeringat.


8. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Kultur: untuk Artikel membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori

CLO (Rapid test Ureum): menegakkan diagnosis untuk Artikel H.pylori

Pemeriksaan serologi untuk Artikel H.pylori: sebagai diagnosis Mutasi

Analisis cairan Lambung: memperjelas diagnosis untuk Artikel

b. Pemeriksaan radiologi

Endoskopi: meliputi topografi Dan Gambaran endoskopinya dimana Gambaran endoskopinya meliputi:

- Eritematous / eksudatif

- Erosi datar, erosi mengangkat, atrofi, hemoragik, rugae hiperplasia.

Artikel Baru Hispatologi melakukan biopsi PADA LAMBUNG * Semua segmen dimana hasilnya meliputi:

- Etiologi

Menyebutkan Ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylori

- Topografi

Meliputi antrum gastritis kronis, gastritis Artikel Baru Danijel korpus korpus Danijel predomonasi antrum.

- Morfologi

Menerangkan Tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal, Helicobacter pylori.


9.Diagnosis / kriteria diagnosis

a. Gastritis Akut

Cara dalam menegakkan diagnosis Kronik Film, Gambaran klinis Gambaran lesi mukosa Akut dimukosa LAMBUNG Danijel berupa erosi tepi ulkus dangkal Artikel Baru rata PADA endoskopi Dan Gambaran radiologi. untuk Artikel Kontras Tiga tunggal sukar untuk Artikel lesi Porcelain Yang ada posting yang dangkal, KARENA ITU sebaiknya digunakan ganda Kontras. Secara Umum peranan endoskopi saluran cerna Atas Bagian tidak sensitif Dan lebih spesifik untuk Artikel diagnosis kelainan Lambung Akut.


b. Gastritis kronis

Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi Dan Artikel Baru dilanjutkan pemeriksaan hispatologi LAMBUNG biopsi mukosa. Perlu pula dilakukan untuk Artikel Sdl membuktikan adanya infeksi Helicobacter Pylori apalagi jika ditemukan ulkus duodenum Baik PADA LAMBUNG PADA ataupun, mengingat angka kejadian Kronik Film Yang Tinggi: P menghambat mencapai 100%. Dilakukan pula tes cepat Ureum (MDC). Kriteria menegakkan diagnosis minimal untuk Artikel H.pylori Dan jika Hasil CLO PA Danijel positif. Dilakukan pula pemeriksaan serologi untuk Artikel Mutasi H.pylori sebagai diagnosis.


10. Terapi / tindakan penanganan

a. Gastritis Akut

Faktor utamanya adalah menghilangkan Artikel Baru etiologinya. Diet Lambung Artikel Baru porsi Kecil Dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk Artikel mengatur sekresi asam Lambung, berupa Reseptor antagonis H2, pompa proton inhibitor, antasida antikolinergik Dan. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa prostaglandin sukralfat Dan. Keluhan akan keanaeragaman mereda agen-agen Bila penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah diberikan dapat meringankan mual muntah untuk Artikel dan, jika keluhan tidak mereda Diatas Maka yang bernuansa koreksi keseimbangan cairan Elektrolit Dan Artikel Baru IVFD penghambat. Pemberian H2 (ranitidin), dapat berfungsi untuk Artikel antasid mengurangi sekresi asam.

b. Gastritis kronis

Pengobatannya bervariasi tergantung PADA penyebab Yang dicurigai

Pemberian vitamin B12 Artikel Baru Cara parenteral PADA kasus anemia pernisiosa

Eradikasi Helicobacter pylori gastritis tipe B PADA Artikel Baru Kombinasi pemberian penghambat pompa proton Dan antibiotik (tetrasiklin, metronidasol, kolitromisin, amoksisilin).


B. PENGKAJIAN

Pengumpulan data ditempatkan PADA merujuk klasifikasi dilakukan pengumpulan data Oleh Doenges, dkk dalam Rencana Asuhan Keperawatan, Kronik Film:

yang ditempatkan. Data

1) Aktivitas / istirahat

DS: kelemahan / kelelahan

DO: takikardia

2) Sirkulasi

DS:

O: hipotensi, kelemahan / Lemah nadi perifer, warna Kulit: pucat, sianosis (tergantung PADA kehilangan Darah Number), kelembaban Kulit / membran mukosa: berkeringat (menunjukkan status syok, Akut Nyeri, respon psikologik), takikardia, disritmia.

3) Integritas ego

DS: Faktor stres Akut / kronis (keuangan, Kerja coal), perasaan tidak berdaya.

DO: ansietas misalnya tanda: gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, kilat, kilat Suara.

4) Eliminasi

DS: gastritis riwayat perawatan dirumah sakitkarena

DO: Nyeri tekan perut

5) Makanan / cairan

DS: anoreksia, mual, menelan masalah: cegukan, Hati Nyeri ulu, asam sendawa bau, Contoh tidak toleran terhadap makanan: Pedas makanan, diet, penurunan Berat badan.

DO: muntah, Kering membran mukosa, penurunan PMDN mukosa, Berat Pemakaian urin meningkat.

6) Neurosensori

DS: berdenyut rasa, Pusing / sinar KARENA Sakit kepala, kelemahan.

DO: Status mental: dapat terganggu tingkat kesadaran, Rentang cenderung agak USING, Tidur, disorientasi / bingung dan Jaksa lemas sampai pingsan.

7) Nyeri / kenyamanan

DS: Nyeri: digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, Nyeri Hebat. Rasa ketidaknyamanan / marabahaya Penghasilan kena pajak banyak Makan samar samar dan-Hilang Makan Artikel Baru epigastrium. Nyeri Kiri sampai Tengah.

Keamanan

9 Penyuluhan pembelajaran


b. Masalah perawatan

Bahasa Dari data yang diperoleh Diatas Kronik Film keperawatan masalah:

1) Nyeri epigastrial

2) Perubahan kebutuhan nutrisi tubuh Less USING

3) Kekurangan volume cairan

4) Less pengetahuan

5) PK: peritonitis, anemia


C. PERAWATAN diagnosa Yang mungkin muncul sebagai berikut:

a.Nyeri b epigastrial / d PADA iritasi mukosa lambung Artikel Baru ditandai adanya Gambaran Nyeri (meringis, tegang, Menangis), perubahan tanda vital (tachycardi).

b. Perubahan kebutuhan nutrisi tubuh Less b USING / d asupan Yang Less, output meningkat (muntah), gangguan absorpsi nutrisi ditandai Artikel Baru TB / BB tidak seimbang, tidak menghabiskan makanan pasien dapat Yang disajikan.

c. Kekurangan volume cairan b / d Yang asupan Less Dan Yang pengeluaran berlebihan ditandai Artikel Baru turgor jelek, Kulit Kering, PMDN urin <30>

d. Less pengetahuan Tentang penyebab, transovarial penyakit, prognosis Dan Artikel Baru kurangnya kebutuhan pengobatan berhubungan Informasi, kesalahan interpretasi pasien kooperatif ditandai Artikel Baru Less, meminta Pertanyaan Informasi

e. Hipertermi b / d transovarial peradangan ditandai Artikel Baru Suhu Di Atas 38 C.

f. PK: anemia.

g. PK: peritonitis

Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan Berat ringannya masalah sebagai berikut admbung Artikel Baru ditandai adanya Gambaran Nyeri (meringis, tegang, Menangis), perubahan tanda vital (tachycardi).

2. Kekurangan volume cairan b / d Yang asupan Less Dan Yang pengeluaran berlebihan ditandai Artikel Baru turgor jelek, Kulit Kering, PMDN urin <30>

3.Perubahan kebutuhan nutrisi tubuh Less b USING / d asupan Yang Less, output meningkat (muntah), gangguan absorpsi nutrisi ditandai Artikel Baru TB / BB seimbang tidak, pasien tidak dapat menghabiskan makanan Yang disajikan

4. Hipertermi b / d transovarial peradangan ditandai Artikel Baru Suhu> 38C

5. Less pengetahuan Tentang penyebab, transovarial penyakit, prognosis Dan Artikel Baru kurangnya kebutuhan pengobatan berhubungan Informasi, kesalahan interpretasi pasien kooperatif ditandai Artikel Baru Less, meminta Pertanyaan Informasi

6. PK: Peritonitis

7. Anemia


C. Dan dievaluasi

Dilakukan dan dievaluasi mengacu PADA ditetap kan tujuan Yang telah PADA ktritereia tujuan Kronik Film:

aIf Yes 1

-Pasien menyatakan Nyeri Hilang

-Pasien nampak rileks, di muka Tenang

- Pasien dapat Tidur / istirahat nyaman Artikel Baru


b. If Yes 2

- Turgor Baik

- Kulit Kering Dan tidak mukosa.

- Intake output Sesuai

- Tidak terjadi penurunan BB secara drastis

Elektrolit dalam batas normal Kadar plasma

- Tidak Ada mual muntah

- 30 uri PMDN - 50 cc / jam


c. If Yes 3

- Kehilangan Berat badan minimal

- Intake nutrisi adekuat

- Pasien dapat Makan porsi mwenghabiskan Yang disediakan.

- Mual muntah tidak Ada

- TB Dan BB seimbang

- Iritasi gastrointestinal berkurang


d.If Yes 4

Suhu tubuh normal (36-37 C)


e. f Yes 4

- Pasien tidak bertanya Lagi Tentang transovarial penyakitnya

- Dilaporkan menyebutkan Tentang Hal Yang Dapat dijelaskan-hal.

- Pasien paham terhadap pengobatan penyakitnya menyatakan transovarial Dan

- Dapat situasi stres megidentifikasi

- Dapat melakukan perubahan POLA Hidup sehat


0 komentar:

Posting Komentar